12 Pilar Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh
Pendidikan
karakter utuh dan menyeluruh menawarkan beberapa alternatif
pengembangan keutamaan untuk membentuk karakter individu menjadi
pribadi berkeutamaan. Pilihan prioritas keutamaan itu didasarkan pada
tiga matra pendidikan karakter yang menjadi dasar bagi pengembangan
pendidikan karakter utuh dan menyeluruh, yaitu matra individual, matra
sosial, dan matra
moral. 12 Pilar Keutamaan menurut
Doni Koesoema A adalah sebagai berikut:
1. Penghargaan terhadap tubuh
Penghargaan terhadap tubuh merupakan keutamaan fundamental
yang perlu dikembangkan dalam diri setiap orang. Penghargaan
terhadap tubuh termasuk di dalamnya kesediaan dan kemampuan individu
menjaga dan merawat kesehatan jasmani tiap individu. Kesehatan
jasmani merupakan salah satu bagian penting bagi pembentukan
keutamaan. Pendidikan karakter mesti memprioritaskan tentang
bagaimana individu dapat menjaga tubuhnya satu sama lain, tidak
merusaknya, melainkan membuat keberadaan tubuh tumbuh sehat sesuai
dengan perkembangan dan pertumbuhan kodratnya. Penghargaan terhadap
tubuh merupakan ekspresi diri individu untuk menjadi perawat dan
pelindung satu sama lain. Individu mesti menumbuhkan dalam dirinya
sendiri keinginan untuk merawat tubuh diri dan orang lain, termasuk
pertumbuhan psikologis dan emosionalnya.
2. Transendental
Pengembangan keutamaan transendental, baik itu yang sifatnya religius, keagamaan, maupun yang sublim, seperti kepekaan seni,
apresiasi karya-karya manusia yang membangkitkan refleksi serta
kemampuan untuk memahami kebesaran yang Illahi merupakan dasar bagi
pengembangan pembentukan karakter. Setiap individu dianugerahi kepekaan
akan sesuatu yang lembut, halus, yang bekerja secara rohani
mendampingi manusia, kepekaan akan sesuatu yang adikodrati. Kepekaan
akan yang Kudus, yang transenden, yang baik, yang indah, baik itu dalam
diri manusia maupun di alam, merupakan salah satu sarana untuk
membentuk individu menjadi pribadi berkeutamaan.
3. Keunggulan akademik
Keunggulan akademik
adalah tujuan dasar sebuah lembaga pendidikan. Keunggulan akademik
berbeda dengan sekedar lulus ujian. Keunggulan akademik mencakup di
dalamnya, cinta akan ilmu, kemampuan berpikir kritis, teguh pada
pendirian, serta mau mengubah pendirian itu setelah memiliki
pertimbangan dan argumentasi yang matang, memiliki keterbukaan akan
pemikiran orang lain, berani terus menerus melakukan evaluasi dan kritik
diri, terampil mengomunikasikan gagasan, pemikiran, melalui bahasa
yang berlaku dalam ruang lingkup dunia akademik, mengembangkan rasa
kepenasaranan intelektual yang menjadi kunci serta pintu pembuka bagi
hadirnya ilmu pengetahuan. Dari kecintaan akan ilmu inilah akan
tumbuh inovasi, kreasi dan pembaharuan dalam bidang keilmuan.
4. Penguasaan diri
Penguasaan diri
merupakan kemampuan individu untuk menguasai emosi dan perasaannya,
serta mau menundukkan seluruh dorongan emosi itu pada tujuan yang
benar selaras dengan panduan akal budi. Penguasaan diri termasuk di
dalamnya kesediaan mengolah emosi dan perasaan, mau menempatkan
kecondongan rasa perasaan sesuai dengan konteks dan tujuan yang tepat
sebagaimana akal budi membimbingnya. Penguasaan diri termasuk di
dalamnya kemampuan individu dalam menempatkan diri, bertindak dan
berkata-kata secara bijak dalam ruang dan waktu yang tertentu.
5. Keberanian
Keberanian
merupakan keutamaan yang memungkinkan individu mampu melakukan
sesuatu dan merelisasikan apa yang dicita-citakannya. Keberanian
termasuk di dalamnya kesediaan untuk berkorban demi nilai-nilai yang
menjadi prinsip hidupnya, tahan banting, gigih, kerja keras, karena
individu tersebut memiliki cita-cita luhur yang ingin dicapai dalam
hidupnya. Keberanian merupakan dorongan yang memungkinkan individu
mewujudnyatakan dan merealisasikan impiannya.
6. Cinta kebenaran
Cinta akan kebenaran
merupakan dasar pembentukan karakter yang baik, bukan sekedar sebagai
seorang pembelajar, melainkan juga sebagai manusia. Manusia
merindukan kebenaran dan dengan akal budinya manusia berusaha
mencari, menemukan dan melaksanakan apa yang diyakini sebagai
kebenaran. Prinsip berpegang teguh pada kebenaran mesti diterapkan
bagi praksis individu maupun dalam kehidupan bersama. Cinta akan
kebenaran yang sejati memungkinkan seseorang itu berani mengorbankan
dirinya sendiri demi kebenaran yang diyakininya. Sebab, keteguhan
nilai-nilai akan kebenaran inilah yang menentukan identitas manusia
sebagai pribadi berkarakter.
7. Terampil
Memiliki berbagai
macam kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan, bagi perkembangan
individu maupun dalam kerangka pengembangan profesional menjadi
syarat utama pengembangan pendidikan karakter yang utuh. Memiliki
kemampuan dasar berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan,
kompeten dalam bidang yang digeluti merupakan dasar bagi keberhasilan
hidup di dalam masyarakat. Melalui kompetensinya ini seorang
individu mampu mengubah dunia.
8. Demokratis
Masyarakat global
hidup dalam kebersamaan dengan orang lain. Ada kebutuhan untuk saling
membutuhkan, bahu membahu satu sama lain. Masyarakat tidak dapat
hidup secara tertutup sebab keterhubungan satu sama lain itu
merupakan kondisi faktual manusia. Karena itu, setiap individu mesti
belajar bagaimana hidup bersama, mengatur tatanan kehidupan secara
bersama, sehingga inspirasi dan aspirasi individu dapat tercapai.
Demokrasi mengandaikan bahwa individu memiliki otonomi dalam
kebersamaan untuk mengatur kehidupannya sehingga individu dapat
bertumbuh sehat dalam kebersamaan. Demokrasi termasuk di dalamnya
pengembangan dan penumbuhan semangat kebangsaan.
9. Menghargai perbedaan
Perbedaan adalah
kodrat manusia. Menghargai perbedaan merupakan sikap fundamental yang
mesti ditumbuhkan dalam diri individu. Terlebih dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia, menghargai perbedaan mesti
ditumbuhkan dalam diri tiap individu, karena negara kita ini berdiri
karena para pendiri bangsa ini menghargai perbedaan, dan dalam
perbedaan itu mereka ingin mempersatukan kekuatan dan tenaga dalam
membangun bangsa.
10. Tanggung jawab
Tanggungjawab
merupakan unsur penting bagi pengembangan pendidikan karakter karena
terkait dengan ekspresi kebebasan manusia terhadap dirinya sendiri
dan orang lain. Tanggung jawab ini memiliki tiga dimensi, yaitu
tanggungjawab kepada (relasi antara individu dengan orang lain),
tanggungjawab bagi (hubungan individu dengan dirinya sendiri), serta
tanggungjawab terhadap (hubungan individu terkait dengan tugas dan
tanggungjawabnya di dalam masyarakat).
11. Keadilan
Bersikap adil, serta mau
memperjuangkan keadilan adalah sikap dasar pribadi yang memiliki
karakter. Keadilan penting untuk diperjuangkan karena manusia
memiliki kecenderungan untuk antisosial. Untuk itulah diperlukan
komitmen bersama agar masing-masing individu dihargai. Dalam konteks
hidup bersama, keadilan menjadi jiwa bagi sebuah tatanan masyarakat
yang sehat, manusiawi dan bermartabat. Tanpa keadilan, banyak hak-hak
orang lain dilanggar.
12. Integritas moral
Integritas moral
merupakan sasaran utama pembentukan individu dalam pendidikan
karakter. Integritas moral inilah yang menjadikan masing-masing
individu dalam masyarakat yang plural mampu bekerjasama
memperjuangkan dan merealisasikan apa yang baik, yang luhur, adil dan
bermartabat bagi manusia, apapun perbedaan keyakinan yang mereka
miliki. Integritas moral memberikan penghargaan utama terhadap
kehidupan, harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan yang
bernilai dan berharga apapun keadaan dan kondisinya. Kehadiran individu
yang memiliki integritas moral menjadi dasar bagi konstruksi sebuah
tatanan masyarakat beradab. Integritas moral muncul jika individu
mampu mengambil keputusan melalui proses pertimbangan rasional yang
benar, dan melaksanakannya dalam tindakan secara bijak, sesuai dengan
konteks ruang dan waktu tertentu. Integritas moral termasuk di
dalamnya kemampuan individu untuk membuat kebijakan praktis yang
bermakna bagi hidupnya sendiri dan orang lain.
http://www.pendidikankarakter.org